Aksi Nyata Calon Guru Penggerak – Budaya Positif

A. Latar Belakang

Menurut Ki Hadjar Dewantara ” Tujuan Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”. Agar dapat mewujudkan tujuan tersebut, penanaman karakter yang kuat melalui budaya positif di sekolah menjadi sangat krusial. Budaya positif merupakan kayakinan dan nilai yang telah disepakati dan menjadi kebiasaan bersama yang dilakukan dalam kurun waktu yang lama. Budaya positif dalam lingkungan sekolah memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan peserta didik yang berkarakter kuat dan sesuai dengan profil pelajar pancasila. Agar tercipta budaya positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman, dan nyaman agar peserta didik mampu berfikir, bertindak, dan mencipta secara merdeka, mandiri, dan bertanggungjawab.

Saat ini dunia pendidikan dan teknologi sudah memasuki era 4.0 dimana teknologi berkembang dengan sangat cepat sehingga pendidikan pun harus menyesuaikan perkembangan tersebut. Pemanfaatkan teknologi sebagai bagian dari budaya positif dalam pendidikan dirasakan sangat perlu untuk memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Pemanfaatan TIK sebagai bagian dari budaya positif dapat mendukung peserta didik dalam mencapai merdeka belajar. Dalam rangka mewujudkan peserta didik dengan karakter profil pelajar pancasila, salah satu kemampuan yang harus dimiliki perserta didik adalah literasi dengan berbagai media, salah satunya adalah literasi digital dengan memanfaatkan TIK. 

Filosofi Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa guru merupakan fasilitator dalam pembelajaran. Guru harus dapat memfasilitasi dan menuntun peserta didik dalam belajar agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Data yang dirilis oleh PISA yang menyatakan bahwa: 

  1. peserta didik yang sering dilibatkan guru dalam membaca memiliki skor membaca 30 poin lebih tinggi daripada peserta didik yang jarang dilibatkan membaca
  2. Merangkum tidak sama dengan menyalin sehingga aktivitas merangkum efektif dalam menumbuhkan kemampuan membaca karena peserta didik mampu menangkap hal penting dan menuliskan kembali poin penting dari bacaan
  3. peserta didik yang lebih banyak menggunakan waktunya untuk membaca, capaian skor PISA-nya lebih tinggi hingga 50 poin
  4. peserta didik dengan latar belakang ekonomi yang sama memiliki skor membaca 40 poin lebih tinggi ketika diajar guru yang memanfaatkan TIK

Belajar dari data tersebut maka kemampuan literasi peserta didik akan mendukung peserta didik untuk mengembangkan karakter positif yang ada pada dirinya. Kemampuan ini akan menunjang peserta didik untuk dapat mandiri, kreatif, dan bernalar kritis dalam belajar maupun dalam menyelesaikan permasalahan.

Selain itu, upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah adalah melalui keyakinan kelas. Keyakinan ini merupakan nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara universal. Suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik. Peserta didik akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Untuk membangun keyakinan kelas ini melibatkan peserta didik dan guru di mana semua warga kelas bercurah pendapat, menyepakati, dan menemukan nilai kebajikan dari kesepakatan yang dilakukan bersama-sama. Dengan keyakinan kelas ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap gotong-royong, berkebhinekaan global, dan juga pribadi yang beriman, bertaqwa kepada tuhan YME serta berakhlak mulia.

Hingga saat ini pembelajaran di SMA Negeri Colomadu melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas 100 % dengan jadwal masuk terbagi dalam 2 shift, yaitu 50% pada shift pagi dan 50% shift siang dengan durasi tiap mata pelajaran 45 menit. Hal ini tentu akan sangat kurang bagi peserta didik untuk mempelajari materi dengan jumlah pertemuan dan durasi yang singkat. Untuk mengatasi hal tersebut dan sekaligus mengembangkan budaya positif berupa literasi perta didik maka saya melakukan aksi nyata di sekolah yaitu membangun budaya literasi peserta didik dengan pemanfaatan TIK. Upaya berikutnya adalah melalui kegiatan pembiasaan berupa literasi pagi yang pelaksanaannya bersamaan dengan kegiatan 7K dan religi pada setiap jenjang kelas.. Selain itu, untuk mengembangkan karakter dan budaya positif di lingkungan sekolah terutama di kelas yang saya ampu, maka saya membuat kesepakatan kelas bersama peserta didik yang kemudian diambil nilai kebajikan atau keyakinan kelas yang ada di dalamnya.

B. Tujuan Aksi Nyata

Tujuan dari aksi nyata yang saya lakukan yaitu:

  1. Menumbuhkan budaya literasi peserta didik dengan pemanfaatan
  2. TIKMenumbuhkan budaya positif yang tercermin dari keyakinan kelas

C. Deskripsi Aksi Nyata

Melihat situasi dan kondisi saat ini, pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di SMA Negeri Colomadu adalah pembelajaran tatap muka terbatas 100 % dengan jadwal masuk terbagi dalam 2 shift, yaitu 50% pada shift pagi dan 50% shift siang dengan durasi tiap mata pelajaran 45 menit. Dengan jumlah pertemuan dan durasi yang terbatas maka dirasa belum cukup untuk memfasilitasi peserta didik dalam belajar secara optmal sehingga untuk memfasilitasi sekaligus menumbuhkan budaya literasi peserta didik saya menerapkan model Blended Learning yang secara spesifik mengarah kepada Flipped Classroom.

Pada model blended learning – flipped classroom ini, di awal pertemuan guru menyampkain materi, aktivitas dan tugas yang dikerjakan peserta didik di rumah untuk satu minggu. Pada pertemuan berikutnya guru membimbing peserta didik berdiskusi tentang konsep, tugas, dan kesulitan yang dihadapi selama peserta didik mempelajari di rumah. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan latihan kepada peserta didik untuk memperkuat materi yang sudah dipelajari. Untuk menumbuhkan budaya literasi peserta didik saya berusaha memfasilitasi peserta didik dengan membuat situs yang dilengkapi dengan materi, pembahasan materi, contoh soal beserta pembahasannya, dan evaluasi mandiri untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas. Pada situs tersebut juga terdapat menu Presensi mandiri dengan rekapitulasi secara otomatis. Untuk memudahkan peserta didik dalam melihat tugas apa saja yang sudah dan belum dikerjakan, pada situs tersebut juga dilengkapi menu Rekap Tugas. 

Di SMA Negeri Colomadu juga dilaksanakan kegiatan pembiasaan yang meliputi Kegiatan Literasi, 7K, dan Religi dimana kegiatan tersebut dilaksanakan secara bersamaan dan bergantian untuk setiap jenjang dalam tiap minggunya. Untuk saat ini kegiatan tersebut dilaksanakan setiap Hari Rabu pukul 07.00 WIB dengan durasi selama 45 menit. Untuk mendukung terciptanya budaya literasi sekolah saya berpartisipasi aktif dalam tim literasi. Kegiatan literasi ini diawali dengan berdoa bersama dan pembukaan. Kemudian dilanjutkan dengan sesi membaca. Adapun buku yang dibaca pada kegiatan ini boleh berupa novel, biografi, literatur, motivasi, atau pun religi baik berupa buku fisik maupun buku digital (ebook)

Untuk mengembangkan karakter dan budaya positif di lingkungan sekolah khususnya di kelas yang saya ampu, maka saya membuat kesepakatan kelas bersama peserta didik dan kemudian menyimpulkan nilai kebajikan atau keyakinan kelas yang ada di dalamnya. Kegiatan ini diawali dengan curah pendapat tentang peraturan yang perlu disepakati di kelas. Kemudian mencatat semua masukan-masukan para murid di papan tulis, menyusun keyakinan kelas dalam bentuk kaimat positif, berdiskusi dan meninjau ulang keyakinan kelas yang sudah dibut, menyepakati keyakinan kelas dan mendesain serta menempatkan keyakinan kelas tersebut di tempat yang mudah dilihat oleh semua warga kelas.

Adapun langkah-langkah aksi nyata yang saya lakukan adalah:

  1. Meminta izin kepada kepala sekolah 
  2. Berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan rekan di tim kurikulum
  3. Membuat situs pembelajaran fisika untuk memfasilitasi peserta didik dalam belajar dengan model flipped classroom
  4. Berkoordinasi dengan tim literasi, tim 7K, dan tim religi, dan petugas perpustakaan SMA Negeri Colomadu
  5. Membuat kesepakatan kelas bersama peserta didik dan menemukan keyakinan kelas di dalamnya
  6. Berkoordinasi dan melakukan sosialisasi tentang keyakinan kelas bersama dengan wali kelas.

D. Dokumentasi Kegiatan

Situs Pembelajaran Fisika: fisika.smancolomadu.sch.id

 

Kegiatan Literasi

Keyakinan Kelas

Kegiatan 7K

Kegiatan Religi